Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Cloud Hosting Indonesia

Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka

Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka. Kegiatan pengajian rutin bulanan Desa Padasuka bersama warga desa Padasuka  dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 07 Juli 2022 mulai 09.00 WIB d Aula desa Padasuka. 

Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka

Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka. Kegiatan pengajian rutin bulanan Desa Padasuka bersama warga desa Padasuka  dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 07 Juli 2022 mulai 09.00 WIB d Aula desa Padasuka.

Sebagai panitia penyelenggara adalah Majelis Ta'lim Alhidayah RW 07 pimpinan ibu Taty Eryawati Farida berkolaborasi dengan  ibu PKK RW 07 Perum Kelapa Gading Permai . 

Acara ini dibuka oleh ketua Majelis Ta'lim Alhidayah RW 07 Desa  Padasuka dan tim Qasidah MT Al Hidayah, yang dihadiri  warga Desa Padasuka, kepala Desa dan BPD , Unsur PKK, Tokoh masyarakat Desa Padasuka 

Acara ini dibuka oleh ketua Majelis Ta'lim Alhidayah RW 07 Desa  Padasuka dan tim Qasidah MT Al Hidayah, yang dihadiri  warga Desa Padasuka, kepala Desa dan BPD , Unsur PKK, Tokoh masyarakat Desa Padasuka


Pengajian rutin Alhidayah RW 07 desa Padasuka ini menghadirkan Ust H. Jejen, yang membawakan tausiahnya dengan ringan, diselingi humor-humor segar yang menarik dan jenaka,  namun isinya menyentuh dan berbobot, membuat mustami terlihat antusias dan tergiring fokus dalam menyimak paparan ustads.

Apalagi panitia penyelenggara pengajian yaitu majlis ta'lim alhidayah RW 07 Perum Kelapa Gading ini memberikan  banyak doorprize menarik disela-sela penyampaian tausiah.

Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka. Kegiatan pengajian rutin bulanan Desa Padasuka bersama warga desa Padasuka  dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 07 Juli 2022 mulai 09.00 WIB d Aua desa Padasuka.
Nara Sumber Pengajian Rutin : Ust H. Zezen

Dalam paparan tausiahnya ustads H. Zezen mengutip Quran Surat 48 : 1-3

Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka

Dengan  tema Syukur Nikmat, ust Zezen mengawali penjelasannya dengan memaparkan asbabunnujul turunnya ayat 48:1-3 tersebut diatas.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Quranul ‘Adzim, menguraikan bahwa peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat ini ialah Nabiyuloh Muhammad saw kembali dari Hudaibiyyah pada tahun ke-6 H. 

yang sebelumnya Rasullulah SAW hendak menuju Masjidil Haram  untuk melaksanakan umroh bersama para sahabat. 

Namun kaum kafir Quraisy menghadangnya di Hudaibiyah yang mengira perjalanan umroh tersebut dalam rangka penyerangan kota Makkah.

Karena itu, Kaum Quraisy melarang Nabiyulloh Muhammad saw dan para sahabatnya untuk kembali ke Madinah, sehingga terjadilah perjanjian dengan Rasulullah SAW yang kemudian dikenal dengan perjanjian Hudaibiyyah.

Proses perjalanan panjang dalam proses perjuangan tersebut berbuah hikmah yang besar yaitu  :
  • ampunan, 
  • kemenangan yang tidak terduga, 
  • petunjuk dan 
  • pertolongan Alloh yang sangat besar.
Peristiwa tersebut di nisbatkan dengan kehidupan mustami yang hadir,  seperti misalnya bagaimana ibu-ibu yang hadir dalam upayanya menutup Aurat, 

Ustad Zezen menyebutkan dengan nada-nada humornya bagaimana ibu-ibu bekerja keras, dengan dihiasa lelah, lesu  bahkan mungkin sakit dari pagi hingga malam menyiapkan pakaian yang menutup aurat.

Mustami Dari desa Padasuka pada pengajian Rutin Alhidayar RW 07
Mulai dari mencuci baju, kemudian menjemur baju, terus menyetrika baju menyiapkan pakaian yang bersih dan harum untuk dirinya, anaknya dan kemudian untuk bapakya membuka baju dimalam hari, nu sapopoe teu leupas ti urusan baju candanya, yang di ikuti gelak tawa ibu-ibu mustami yang hadir. 

Dari satu proses itu dalam perjalanannya teralami yang namanya lelah, lesu, sakit, bahkan keluh kesah namun ingat ibu dan bapak hadirin katanya, justru dibalik perjuangan yang mendaki tersebut jika di ikuti dengan sabar dan syukur akan mendapatkan nilai dan hikmah yang besar sebagaimana Rosululloh saw dalam peristiwa Khudaibiyah.

Awalnya para sahabat tidak setuju dengan isi pernjanjian khudaibiyah karena dirasa isi perjanjiannya merugikan kaum Muslimin saat itu.

Namun dibalik itu setelah pulang dari Khudaibiyah turunlah ayat 48:1-3 tersebut yang mengabarkan bahwa Nabiyulloh Muhammad saw akan mendapatkan kemenangan yang besar, ampunan dan pertolongan Alloh yang banyak.

Hal ini terbukti dengan semakin besar dan banyaknya pengikut Islam sampai terjadilah Futuh Mekah, yaitu kemenangan Islam atas kaum Musrikin Quraisy dan Nabiyulloh Muhammad saw mendapatkan kunci-kunci kabah. Peristiwa ini yang disebut dengan Futuh Mekkah.

Kemudian ustad H Zezen memberikan rumus syukur yaitu 
  1. Mensyukuri apa yang ada dan tidak memikirkan apa yang tidak ada
  2. Sabar
Dengan mengilustrasikan persitiwa Siti Hajar dengan bayinya Ismail yang di tinggalkan Ibrahim di Mekah yang sangat tandus, tidak ada pohon, tidak ada air sepi dari manusia hanya berdua dirinya dan seorang bayi.

Setelah Nabi Ibrahim pergi, Siti Hajar memandang jauh ke memandang lembah yang gersang dan panas tersebut. 

Ditengah dirinya yang berupaya mengokohkan dirinya bahwa keberadaannya di lembah tersebut atas Perintah Alloh SWT.

Terdengar tangisan Ismail yang mulai kehausan. dimana dirinya tidak bisa menghasilkan ASI, kemudian ditengah kebingunanya yang seorang diri, Siti Hajar pun berkeliling mencari air. 

Rasa keibuannya membawa kakinya berlari dari bukit Shafa ke Marwah, dan sebaliknya. Ia berjalan dan berlari bolak-balik di antara dua bukit itu hingga tujuh kali. 

Namun upaya dan  usahanya tersebut tidak membuahkan hasil. Ia kemudian kembali menemui sang putranya Ismail dan mulai khawatir jika ismail tidak bisa bertahan.

di tengah kegelisahan dan keputusasaan, Siti Hajar memohon kepada Allah agar senantiasa diberikan yang terbaik untuk kehidupannya dan sang putra. 

Setelah itu kaki mungil Ismail mulai bergerak-gerak, tumitnya dihentak-hentakkan di tanah yang gersang, dan tanpa di duga yang dicari-cari Siti Hajar yaitu air muncul dengan derasnya dari jejak hentakan kaki Ismail. 

Akhirnya Siti Hajar pun memberi minuman Ismail dengan air itu. Ia juga mengambilnya untuk dirinya sendiri. 

Sumber mata air itu kini dikenal sebagai mata air Zamzam. Air itulah yang membantu Siti Hajar bertahan di lembah gersang.

Kemuliaan Siti Hajar dan Ismail diabadikan Alloh Swt dalam syariat dan rukun Haji.

Ustad H.Zezen menyimpulkan bahwa Ampunan Alloh SWT akan tercurah dari buah kesabaran dan perjuangan yang tidak mengenal lelah, serta syukur yang tidak terputus dari-Nya, yang akhirnya Alloh akan memberikannya juga petunjuk, Siti Hajar menjadi tenang setelah disampaikan oleh Ibrahim bahwa keberadaannya bersama Islamil di Mekah atas petunjuk Alloh.

"Caangna hirup ku pituduh,ciri nu teu boga pituduhmah hirupna pinuh ku putus asa, jauh ti sabar" -H.Zezen- 
Demikian juga Peristiwa Ibrahim yang dibakar hidup-hidup tetap tenang karena Alloh Swt  telah memberikan petunjuk dan pertolongan pada  Ibrahim as sebagaimana digambarkan dalam Qs Al Anbiya (21) ayat 69 " Kami (Alloh) berfirman : wahai Api ! jadilah kamu dingin dan jadi penyelamat Ibrahim".

Rasa syukur adalah gambaran kenikmatan, ada banyak cara mengucapkan rasa syukur dalam Islam, seperti menghadiri majlis ta'lim, berdoa, berdzikir, dan selalu berpikir positif pada Allah SWT.  Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang pandai bersyukur

Kepala Desa Padasuka (Gamis) memberikan Doorprize
Pada Mustami yag bisa menjawab lontaran Pertanyaan kepada Desa

Menjelang Adzan Dzuhur, acara berjalan tertib aman dan lancar ditutup panitia dengan membagi-bagikan doorprize dari pertanyaan -pertanyaan yang dilemparkan ketua RW 07 Yoyok Sudibyo dan kepala Desa Padasuka Gamis.

Wallohu'lam bishowab

Posting Komentar untuk "Pengajian Rutin Alhidayah RW 07 Desa Padasuka"

SimpleWordPress
Arga-Gordyn-OK